24 November ,2021
Kehendak Allah
Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku. –Mazmur 62:6
Kehendak Allah terkadang sulit untuk diikuti. Dia meminta kita melakukan hal-hal yang benar. Dia memanggil kita untuk menanggung kesulitan tanpa mengeluh; untuk mengasihi orang yang rasanya tidak pantas dikasihi; untuk mengindahkan suara hati yang melarang kita berbuat yang tidak benar; untuk mengambil langkah-langkah yang sebenarnya tidak ingin kita ambil. Jadi, sepanjang hari kita harus berkata kepada jiwa kita: “Dengarlah, hai jiwaku. Jadilah tenang dan lakukan apa yang Yesus ingin kamu lakukan.”
“Hanya dekat Allah saja aku tenang” (62:2), dan kalimat yang serupa diulang di ayat 6. Kedua ayat tersebut sebenarnya memiliki perbedaan, dan ini bisa kita lihat dalam Alkitab Terjemahan Lama. Daud memulai dengan menyatakan sesuatu tentang jiwanya (“Bahwasanya hatiku berdiam dirinya di hadapan Allah”), baru kemudian kepada jiwanya (“Tetapi engkau, hai jiwaku! Berdiamlah dirimu bagi Allah”). Kalimat pertama menunjukkan sebuah keputusan, suatu ketetapan yang bulat dalam pikiran Daud; kalimat kedua merupakan ajakan Daud kepada jiwanya untuk mengingat keputusan itu.
Daud bertekad untuk hidup dalam ketenangan—suatu sikap tunduk penuh kepada kehendak Allah. Kita juga dipanggil dan diciptakan untuk melakukan yang sama. Kita akan memperoleh kedamaian ketika kita setuju: “Bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi” (Luk. 22:42). Inilah panggilan kita yang utama dan tertinggi ketika kita menjadikan Dia Tuhan dan sumber sukacita kita yang terbesar. “Aku suka melakukan kehendak-Mu,” kata pemazmur (Mzm. 40:9).
Tentu saja kita harus selalu meminta pertolongan Allah, “sebab dari pada-Nyalah harapan [kita]” (62:6). Ketika kita meminta pertolongan-Nya, Dia pasti akan melakukannya. Allah tidak pernah meminta kita melakukan sesuatu tanpa Dia sendiri memampukan kita untuk hal itu.
Oleh: David H. Roper
Renungkan dan Doakan
Pernahkah Anda berpikir kehendak Allah bagi Anda itu sulit dilakukan? Bagaimana Anda dapat tunduk penuh kepada-Nya?
Mungkin aku tidak selalu bisa mengerti kehendak-Mu, ya Bapa, tetapi kumohon Engkau menolongku untuk tunduk penuh. Ajarilah aku untuk percaya kepada kebaikan dan kesetiaan-Mu. Berikanku hati yang taat.
|
English Version
The Will of God
Bible in a Year:
Yes, my soul, find rest in God; my hope comes from him.
God’s will is sometimes hard to follow. He asks us to do the right things. He calls us to endure hardship without complaining; to love awkward people; to heed the voice inside us that says, You mustn’t; to take steps we’d rather not take. So, we must tell our souls all day long: “Hey soul, listen up. Be silent: Do what Jesus is asking you to do.”
“My soul waits in silence for God alone” (Psalm 62:1 nasb). “My soul, wait in silence for God alone” (62:5 nasb). The verses are similar, but different. David says something about his soul; then says something to his soul. “Waits in silence” addresses a decision, a settled state of mind. “Wait in silence” is David stirring his soul to remember that decision.
David determines to live in silence—quiet submission to God’s will. This is our calling as well, the thing for which we were created. We’ll be at peace when we’ve agreed: “Not my will, but yours be done” (Luke 22:42). This is our first and highest calling when we make Him Lord and the source of our deepest pleasure. “I desire to do your will,” the psalmist said (Psalm 40:8).
We must always ask for God’s help, of course, for our “hope comes from him” (62:5). When we ask for His help, He delivers it. God never asks us to do anything He won’t or can’t do.
Reflect & Pray
When have you thought God’s will for you was difficult? How can you live in quiet submission?
I may not always understand Your will, Father, but I ask for help to submit to it. Teach me to trust Your good and faithful character. Please give me a submissive heart.
No comments:
Post a Comment