Tuesday, November 23, 2021

 24 November ,2021



Kehendak Allah 

Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku. –Mazmur 62:6

Baca: Mazmur 62

Kehendak Allah terkadang sulit untuk diikuti. Dia meminta kita melakukan hal-hal yang benar. Dia memanggil kita untuk menanggung kesulitan tanpa mengeluh; untuk mengasihi orang yang rasanya tidak pantas dikasihi; untuk mengindahkan suara hati yang melarang kita berbuat yang tidak benar; untuk mengambil langkah-langkah yang sebenarnya tidak ingin kita ambil. Jadi, sepanjang hari kita harus berkata kepada jiwa kita: “Dengarlah, hai jiwaku. Jadilah tenang dan lakukan apa yang Yesus ingin kamu lakukan.”

“Hanya dekat Allah saja aku tenang” (62:2), dan kalimat yang serupa diulang di ayat 6. Kedua ayat tersebut sebenarnya memiliki perbedaan, dan ini bisa kita lihat dalam Alkitab Terjemahan Lama. Daud memulai dengan menyatakan sesuatu tentang jiwanya (“Bahwasanya hatiku berdiam dirinya di hadapan Allah”), baru kemudian kepada jiwanya (“Tetapi engkau, hai jiwaku! Berdiamlah dirimu bagi Allah”). Kalimat pertama menunjukkan sebuah keputusan, suatu ketetapan yang bulat dalam pikiran Daud; kalimat kedua merupakan ajakan Daud kepada jiwanya untuk mengingat keputusan itu.

Daud bertekad untuk hidup dalam ketenangan—suatu sikap tunduk penuh kepada kehendak Allah. Kita juga dipanggil dan diciptakan untuk melakukan yang sama. Kita akan memperoleh kedamaian ketika kita setuju: “Bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi” (Luk. 22:42). Inilah panggilan kita yang utama dan tertinggi ketika kita menjadikan Dia Tuhan dan sumber sukacita kita yang terbesar. “Aku suka melakukan kehendak-Mu,” kata pemazmur (Mzm. 40:9).

Tentu saja kita harus selalu meminta pertolongan Allah, “sebab dari pada-Nyalah harapan [kita]” (62:6). Ketika kita meminta pertolongan-Nya, Dia pasti akan melakukannya. Allah tidak pernah meminta kita melakukan sesuatu tanpa Dia sendiri memampukan kita untuk hal itu.

Oleh: David H. Roper

Renungkan dan Doakan

Pernahkah Anda berpikir kehendak Allah bagi Anda itu sulit dilakukan? Bagaimana Anda dapat tunduk penuh kepada-Nya?

Mungkin aku tidak selalu bisa mengerti kehendak-Mu, ya Bapa, tetapi kumohon Engkau menolongku untuk tunduk penuh. Ajarilah aku untuk percaya kepada kebaikan dan kesetiaan-Mu. Berikanku hati yang taat.

WAWASAN

Kata “keselamatanku” muncul empat kali di Mazmur 62 (ay. 2,3,7,8). Dua kata terkait dalam ayat-ayat ini diterjemahkan sebagai “keselamatan”. Kata-kata ini berasal dari kata kerja Ibrani yaw-shah’, yang artinya “menyelamatkan, diselamatkan, dilepaskan”. Daud memandang Allah sebagai sumber sejati rasa amannya. Di Mazmur 27:1, ia menulis, “TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut?” Nama Perjanjian Lama Yosua (“Tuhan adalah keselamatan”) mengandung akar kata ini. Yesus, yang nama-Nya dijelaskan di Matius 1:21, adalah nama Yosua dalam versi Perjanjian Baru. –Arthur Jackson


English Version

The Will of God

Bible in a Year:

Yes, my soul, find rest in God; my hope comes from him.

Today's Scripture & Insight:Psalm 62

God’s will is sometimes hard to follow. He asks us to do the right things. He calls us to endure hardship without complaining; to love awkward people; to heed the voice inside us that says, You mustn’t; to take steps we’d rather not take. So, we must tell our souls all day long: “Hey soul, listen up. Be silent: Do what Jesus is asking you to do.”

“My soul waits in silence for God alone” (Psalm 62:1 nasb). “My soul, wait in silence for God alone” (62:5 nasb). The verses are similar, but different. David says something about his soul; then says something to his soul. “Waits in silence” addresses a decision, a settled state of mind. “Wait in silence” is David stirring his soul to remember that decision.

David determines to live in silence—quiet submission to God’s will. This is our calling as well, the thing for which we were created. We’ll be at peace when we’ve agreed: “Not my will, but yours be done” (Luke 22:42). This is our first and highest calling when we make Him Lord and the source of our deepest pleasure. “I desire to do your will,” the psalmist said (Psalm 40:8).

We must always ask for God’s help, of course, for our “hope comes from him” (62:5). When we ask for His help, He delivers it. God never asks us to do anything He won’t or can’t do.

By:  David H. Roper

Reflect & Pray

When have you thought God’s will for you was difficult? How can you live in quiet submission?

I may not always understand Your will, Father, but I ask for help to submit to it. Teach me to trust Your good and faithful character. Please give me a submissive heart.


Renungan Kedua

KEMUSTAHILAN ADALAH TEMPAT BAGI MUJIZAT TERJADI

Rabu, 24 Nov 2021


RHEMA HARI INI

Kisah Para Rasul 5:12a Dan oleh rasul-rasul diadakan banyak tanda dan mujizat di antara orang banyak.


Arti dari kata mujizat adalah sebuah pertolongan yang terjadi di luar batas akal, pemikiran, dan kekuatan manusia. Dengan kata lain, mujizat adalah CAMPUR TANGAN ALLAH yang secara langsung menolong manusia untuk mengatasi segala kemustahilan. Tanpa kondisi yang mustahil, mujizat tidak mungkin terjadi. Kematian Lazarus mendatangkan mujizat kebangkitan orang yang sudah mati. Mujizat kesembuhan terjadi pada orang yang lumpuh, buta bahkan sakit kusta. Selalu hal ini yang terjadi, di mana ada kemustahilan, maka mujizat dinyatakan bagi orang yang sungguh-sungguh percaya.


Jika kita perhatikan bagaimana kondisi di sekeliling kita waktu-waktu ini, kita tidak bisa menyangkali bahwa banyak orang menghadapi kemustahilan. Pukulan di bidang keuangan, pekerjaan, bahkan kesehatan sangat telak dirasakan. Sadarkah kita bahwa sesungguhnya ini adalah WAKTU TERBAIK BAGI MUJIZAT TUHAN AGAR BISA TERJADI di tengah-tengah kita? Jika kita menyadarinya, tentu kita tidak akan pernah kehilangan pengharapan kita kepada Tuhan. Memang tidak mudah, tetapi bukankah kita sudah mendengar dengan telinga kita sendiri bagaimana ada begitu banyak mujizat keuangan, mujizat pemulihan hubungan, pekerjaan, atau pendidikan justru Tuhan nyatakan di tengah-tengah gereja kita? Artinya, semakin dunia membawa kita kepada kegelapan, semakin nyata pula terang Tuhan dinyatakan atas kita.


Oleh karena itu, sebagai anak Tuhan, janganlah takut dan gentar. Sekalipun saat ini yang kita lihat hanya kemustahilan, kesulitan, dan kegelapan. Namun, selama kita sungguh-sungguh percaya dan hidup melekat erat dengan Tuhan, kegelapan boleh tetap ada, kemustahilan boleh tetap datang, TETAPI SEMUA ITU AKAN DIPAKAI TUHAN UNTUK MENYATAKAN KEMULIAAN-NYA. Mujizat dan pertolongan dari atas sungguh nyata terjadi dalam hidup kita. Haleluya!


RENUNGAN

AKHIR ZAMAN adalah masa ketika MUJIZAT PALING BANYAK bisa terjadi.


APLIKASI

1. Menurut Anda apakah Tuhan BISA mengerjakan mujizat-Nya bagi Anda?

2. Kendala apa yang perlu Anda atasi supaya iman Anda tetap terjaga sampai mujizat itu sungguh-sungguh dinyatakan dalam hidup Anda?

3. Lihatlah kebelakang, mintalah Roh Kudus mengingatkan Anda, mujizat apa yang pernah Anda alami. Komitmen apa yang akan Anda lakukan supaya iman Anda semakin dikuatkan sampai mujizat benar-benar dinyatakan?


DOA UNTUK HARI INI

“Roh Kudus, terima kasih atas karya-Mu yang terus Engkau nyatakan dalam hidup kami. Kami sungguh menyadari bahwa sampai sejauh ini kami tetap ada, itu semua karena campur tangan dan pertolongan-Mu yang terus ada, dan hari-hari kami ke depan pun pasti akan tetap sama. Kami akan semakin melihat mujizat-Mu nyata dalam hidup kami, dan nama-Mu akan semakin dipermuliakan melalui hidup kami. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.”


BACAAN ALKITAB SETAHUN

2 Samuel 3-5

Lukas 14:25-35

********************************************************************************

ke3

https://youtu.be/K0sD9TwvnTw


Tuhan mencari orang yang Hilang.


Tdk peduli betapa gelap masa lalu sdr, Tuhan Yesus sungguh mengasihi sdr


Tuhan Yesus memberkati


*****************************************************************************

ke 4

[6:29 AM, 11/24/2021] +60 11-1055 1072: BERSYUKUR DAN MENGINGAT


Pembacaan: Ibrani 13:1-16


Nats: Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab kurban-kurban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah (Ibrani 13:16)


Salah satu ruangan surat khabar yang pernah paling populer adalah “Dear Abby”. Ruangan yang berisi nasihat ini dimulai oleh Abigail Van Buren pada tahun 1956, dan pada suatu ketika ditulis oleh anaknya Jeanne Phillips. Dalam edisi tersebut, dia memasukkan Doa Ucapan Syukur yang ditulis oleh ibunya bertahun-tahun lalu:


Ya Bapa di syurga


Kami berterima kasih untuk makanan kami


sambil mengingat orang yang lapar.


Kami berterima kasih untuk kesihatan kami


sambil mengingat orang yang sakit.


Kami berterima kasih untuk teman-teman kami


sambil mengingat orang yang kesepian.


Kami berterima kasih untuk kebebasan kami


sambil mengingat mereka yang diperbudak.


Semoga ingatan-ingatan ini


menggugah kami untuk melayani.


Semoga anugerah-Mu bagi kami


bermanfaat juga bagi orang lain. Amin.


Kata-kata dalam doa ini menggemakan ajaran Kitab Suci. Syukur kita kepada Allah seharusnya disertai ingatan akan orang-orang yang susah. “Sebab itu,” kata penulis kitab Ibrani, “marilah kita, oleh [Yesus], senantiasa mempersembahkan kurban syukur kepada Allah, iaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya” (Ibrani 13:15).


Namun, ada yang lebih penting daripada sekadar bersyukur. Kita harus bertindak setelah bersyukur. “Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab kurban-kurban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah” (ayat 16). Syukuri semua berkat Allah, dan ingat juga mereka yang kekurangan -- David McCasland

MELAYANI SESAMA ADALAH CARA UNTUK BERSYUKUR KEPADA ALLAH

No comments:

Post a Comment