Thursday, December 2, 2021

 30 November,2021



Terang yang Besar

Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 37-39; 2 Petrus 2

Baca: Yesaya 8:23-9:2


Pada tahun 2018 di Thailand, dua belas anak laki-laki dan pelatih sepak bola mereka masuk ke dalam gua yang berlika-liku, dengan maksud untuk menikmati petualangan di sore hari. Karena air pasang yang tidak terduga menggenangi gua itu, mereka terpaksa masuk semakin dalam dan tidak bisa keluar lagi. Dibutuhkan waktu dua setengah minggu untuk menyelamatkan mereka. Meski dirintangi permukaan air yang tinggi, regu penyelam terus berusaha menyelamatkan mereka, sementara anak-anak itu duduk di atas batu dengan hanya diterangi enam senter yang sekarat. Mereka menghabiskan waktu berjam-jam dalam gelap, sambil berharap terang—dan bantuan—akan datang.

Nabi Yesaya menggambarkan suatu dunia dalam kegelapan, penuh dengan kekerasan dan keserakahan, serta dihancurkan oleh pemberontakan dan penderitaan (Yes. 8:22). Tidak ada apa pun selain kehancuran; cahaya pengharapan sudah hampir padam, berkedip-kedip sebelum akhirnya mati total. Meski demikian, Yesaya bersikeras, pengharapan yang redup itu bukanlah akhir. Karena rahmat Allah, “tidak selamanya akan ada kesuraman untuk negeri yang terimpit” (8:23). Allah takkan meninggalkan umat-Nya dalam bayang-bayang kehancuran. Sang nabi memberitakan pengharapan bagi bangsanya dan mengacu kepada masa kedatangan Yesus Kristus yang akan menghalau kegelapan akibat dosa.

Yesus Kristus sudah datang. Sekarang kita mendengar kata-kata Yesaya tersebut dengan makna baru: “Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar,” kata Yesaya. “Mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar” (ay. 1).

Seberapapun gelapnya malam, seberapapun suramnya keadaan kita, kita tidak akan pernah ditinggalkan dalam kegelapan. Yesus selalu hadir. Terang yang besar itu telah bersinar.

Oleh: Winn Collier

Seberapa rentan Anda terhadap perasaan putus asa dan kesuraman? Bayangkanlah Yesus sebagai terang yang besar—bagaimana terang tersebut membangkitkan harapan Anda? 

Ya Allah, begitu banyak kegelapan di sekitarku. Terkadang aku takut kegelapan itu akan melingkupiku. Kumohon, jadilah terangku. Sinarilah aku dengan kasih-Mu yang terang benderang. 

WAWASAN

Raja Ahas dari Yehuda, yang terancam oleh bala tentara Israel dan Aram (Yesaya 7:1-6), meminta bantuan Asyur dan menolak memercayai Allah (2 Raja-Raja 16:7-9). Karena Ahas tidak berpaling kepada Allah, Yesaya memperingatkan bahwa Allah akan memakai Asyur untuk menghukum Yehuda (Yesaya 7:17-25; 10:5-19). Mengenai ketidaksetiaan mereka yang tanpa penyesalan, Yesaya memperingatkan bahwa “tidak terbit fajar” bagi orang Yehuda dan bahwa mereka akan “dibuang ke dalam kabut” (8:20,22). Namun Allah terlalu mengasihi mereka sehingga tidak akan meninggalkan mereka begitu saja. Dia akan membawakan “terang yang besar” kepada mereka, dimulai dari Zebulon dan Naftali, wilayah utara jauh Israel yang dirusak oleh orang Asyur (8:23; 9:1-2). Yesaya bernubuat mengenai masa depan ketika “Galilea yang didiami orang asing” (8:23 BIS) (atau “wilayah bangsa-bangsa lain” dalam TB) akan dimuliakan. Tujuh ratus tahun kemudian, Matius mencatat bahwa hal ini digenapi ketika Yesus, Sang Terang Dunia, datang ke Galilea dan mengerjakan banyak pelayanan publiknya di sana (Matius 4:12-17). –K.T. Sim



No comments:

Post a Comment