Sumber : Santapan Rohani Mar 29
29 Maret | Bacaan Alkitab Setahun: Hakim-hakim 7-8; Lukas 5:1-16
Melampaui Batas Pemahaman
Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal. –2 Korintus 4:18
Sungguh hari yang sulit ketika suami saya diberi tahu, seperti banyak orang lain, bahwa ia akan diberhentikan dari pekerjaannya sebagai dampak dari pandemi COVID-19. Kami percaya Allah akan memenuhi kebutuhan kami, tetapi ketidakpastian tentang bagaimana itu akan terjadi tetaplah menakutkan. Saat berusaha mengelola emosi saya yang kacau balau, saya membaca kembali sajak karya John of the Cross, seorang tokoh reformasi abad ke-16. Sajak berjudul I Went In, I Knew Not Where (Aku Masuk, tetapi Tidak Tahu ke Mana) itu menggambarkan keajaiban yang ditemukan dalam perjalanan hidup yang penuh penyerahan diri. Ketika berjalan “melampaui batas pemahaman”, kita belajar “memahami Yang Ilahi dalam segala wujudnya.” Jadi, itulah yang saya dan suami lakukan sepanjang masa yang sulit tersebut: mengalihkan fokus dari apa yang dapat kami kendalikan dan pahami, kepada jalan-jalan Allah yang tak terduga, misterius, dan indah di sekeliling kami. Rasul Paulus mengundang orang percaya untuk menempuh perjalanan dari yang kelihatan menuju yang tidak kelihatan, dari realitas lahiriah kepada yang batiniah, dan dari pergumulan di dunia yang sementara ini kepada “kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya” (2 Kor. 4:17). Paulus menganjurkan hal itu bukan karena ia tidak menaruh belas kasihan terhadap pergumulan mereka. Ia tahu, dengan melepaskan apa yang dapat mereka pahami, mereka akan dapat mengalami penghiburan, sukacita, dan pengharapan yang sangat mereka butuhkan (ay. 10, 15-16). Mereka akan mengalami keajaiban hidup Kristus yang menjadikan segala sesuatu baru. Oleh: Monica La Rose | Pernahkah Anda mengalami kemuliaan Allah dalam cara-cara yang tak dapat Anda pahami? Dalam area hidup mana saja Anda ingin mengalami Allah di luar “batas pemahaman” Anda? Allah Mahakasih, ada begitu banyak kesedihan dan ketidakpastian di dunia ini. Tolonglah aku belajar mengikut Engkau melampaui apa yang dapat kupahami, supaya aku melihat keajaiban hidup-Mu yang memperbarui sekitarku. |
|
|
|
|
|
WAWASANDalam memenuhi panggilannya untuk memberitakan Injil, Paulus mengalami berbagai bahaya, aniaya, dan kesulitan (1 Korintus 4:9-13; 2 Korintus 1:8-9; 6:4-10; 11:23-29). Ia memilih untuk melihat hal-hal tersebut sebagai “penderitaan ringan yang sekarang ini” untuk mencapai “kemuliaan kekal” (2 Korintus 4:17). Paulus bertahan, dengan dikuatkan oleh kemurahan Allah (ay. 1), kebesaran Injil (ay. 2-6), dan kuasa kebangkitan Kristus (ay. 7-14). Dengan penuh keyakinan, ia menyatakan, “Kami tidak tawar hati” (ay. 1, 16). Keyakinan seperti ini tidak berakar pada dirinya sendiri, melainkan pada “kekuatan yang melimpah-limpah” dari Allah (ay. 7) dan kasih karunia-Nya yang selalu mencukupi (12:9). –K.T. Sim |
|
|
|
English Version
Past the Boundaries of KnowingWe fix our eyes not on what is seen, but on what is unseen, since what is seen is temporary, but what is unseen is eternal.
It was a hard day when my husband found
out that, like so many others, he too would soon be furloughed from
employment as a result of the COVID-19 pandemic. We believed that God
would meet our basic needs, but the uncertainty of how that would happen
was still terrifying.
As I processed my jumbled emotions, I found myself revisiting a
favorite poem by sixteenth-century reformer John of the Cross. Entitled
“I Went In, I Knew Not Where,” the poem depicts the wonder to be found
in a journey of surrender, when, going “past the boundaries of knowing,”
we learn to “discern the Divine in all its guises.” And so that’s what
my husband and I tried to do during this season: to turn our focus from
what we could control and understand to the unexpected, mysterious, and
beautiful ways God can be found all around us.
The apostle Paul invited believers to a journey from the seen to the
unseen, from outward to inward realities, and from temporary struggles
to the “eternal glory that far outweighs them all” (2 Corinthians 4:17).
Paul didn’t urge this because he lacked compassion for their
struggles. He knew it would be through letting go of what they could
understand that they could experience the comfort, joy, and hope they so
desperately needed (vv. 10, 15–16). They could know the wonder of
Christ’s life making all things new.
By: Monica La Rose
Reflect & PrayWhen
have you experienced God’s glory in ways you couldn’t understand? In
what areas of your life might you experience God beyond the “boundaries
of knowing”? Loving
God, there’s so much heartbreak and uncertainty in our world. Help me
to learn to follow You past what I can understand to the wonder of Your
life breathing new life all around me. |
|
No comments:
Post a Comment