Sunday, January 16, 2022

 


Berani Menghadapi Badai



17 Januari | Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 41-42; Matius 12:1-23

Baca: Ibrani 12:1-3, 12-13

Berani Menghadapi Badai

Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus . . . supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa. –Ibrani 12:2-3


Badai dahsyat melanda Memphis, Tennessee, pada petang 3 April 1968. Karena merasa letih dan kurang enak badan, Pendeta Dr. Martin Luther King Jr. ingin membatalkan pidato dukungannya terhadap unjuk rasa para pekerja kebersihan di sebuah gereja. Namun, ia terkejut saat panggilan telepon menyampaikan bahwa masyarakat dengan berani menembus badai demi mendengar pidatonya. Maka ia pergi ke gereja dan berbicara selama 40 menit, menyampaikan apa yang dianggap sebagian orang sebagai pidato terbaiknya, berjudul “I’ve Been to the Mountaintop” (Aku Sudah Pernah ke Puncak Gunung).

Keesokan harinya, King tewas ditembak. Namun, pidatonya masih menginspirasi mereka yang tertindas dengan harapan akan “tanah perjanjian”. Demikian pula jemaat Tuhan mula-mula juga terinspirasi oleh pesan yang menguatkan. Kitab Ibrani ditulis untuk menyemangati orang-orang Yahudi Kristen yang terancam karena keyakinan mereka kepada Kristus. Kitab ini memberikan dorongan rohani yang tegas agar mereka tidak putus harapan, dengan menyerukan, “Kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah” (12:12). Sebagai orang Yahudi, mereka pasti tahu seruan itu pertama kalinya disampaikan oleh Nabi Yesaya (Yes. 35:3).

Namun, kini sebagai murid Kristus, kita dipanggil untuk “berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. . . . dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan” (Ibr. 12:1-2). Dengan demikian, kita tidak akan “menjadi lemah dan putus asa” (ay. 3).

Badai dan angin keras pasti terjadi dalam hidup ini. Namun, di dalam Yesus, kita akan bertahan dan menang dengan mengandalkan Dia.

Oleh: Patricia Raybon


WAWASAN

Berdasarkan Ibrani 13:24, diperkirakan kitab ini ditulis dari Italia oleh penulis yang namanya tidak diketahui. Kitab ini ditujukan kepada umat Tuhan yang patah semangat, mendorong mereka agar tetap setia dengan “mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin [mereka] dalam iman, dan yang membawa iman [mereka] itu kepada kesempurnaan” (12:2). Penulis menekankan keunggulan dan kesanggupan Kristus lewat kedudukan-Nya sebagai Allah itu sendiri (ps. 1–4) dan pengorbanan-Nya yang satu kali untuk selamanya demi penebusan dosa (ps. 5–10). Dalam pasal 12, penulis memakai ilustrasi perlombaan lari jarak jauh dengan pelari-pelari yang disoraki para pendukung di seluruh stadion supaya tekun hingga garis akhir. Rasul Paulus juga menggunakan metafora perlombaan lari untuk mendorong orang percaya tetap bertekun dengan memusatkan perhatian pada garis akhir, untuk “mencapai garis akhir” (2 Timotius 4:7; lihat 1 Korintus 9:24-27; Filipi 3:12-14). –K.T. Sim

No comments:

Post a Comment