Monday, March 28, 2022

Sumber : Santapan Rohani Mar 29





 29 Maret | Bacaan Alkitab Setahun: Hakim-hakim 7-8; Lukas 5:1-16

Melampaui Batas Pemahaman

Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal. –2 Korintus 4:18

Baca: 2 Korintus 4:7-18

Sungguh hari yang sulit ketika suami saya diberi tahu, seperti banyak orang lain, bahwa ia akan diberhentikan dari pekerjaannya sebagai dampak dari pandemi COVID-19. Kami percaya Allah akan memenuhi kebutuhan kami, tetapi ketidakpastian tentang bagaimana itu akan terjadi tetaplah menakutkan.

Saat berusaha mengelola emosi saya yang kacau balau, saya membaca kembali sajak karya John of the Cross, seorang tokoh reformasi abad ke-16. Sajak berjudul I Went In, I Knew Not Where (Aku Masuk, tetapi Tidak Tahu ke Mana) itu menggambarkan keajaiban yang ditemukan dalam perjalanan hidup yang penuh penyerahan diri. Ketika berjalan “melampaui batas pemahaman”, kita belajar “memahami Yang Ilahi dalam segala wujudnya.” Jadi, itulah yang saya dan suami lakukan sepanjang masa yang sulit tersebut: mengalihkan fokus dari apa yang dapat kami kendalikan dan pahami, kepada jalan-jalan Allah yang tak terduga, misterius, dan indah di sekeliling kami.

Rasul Paulus mengundang orang percaya untuk menempuh perjalanan dari yang kelihatan menuju yang tidak kelihatan, dari realitas lahiriah kepada yang batiniah, dan dari pergumulan di dunia yang sementara ini kepada “kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya” (2 Kor. 4:17).

Paulus menganjurkan hal itu bukan karena ia tidak menaruh belas kasihan terhadap pergumulan mereka. Ia tahu, dengan melepaskan apa yang dapat mereka pahami, mereka akan dapat mengalami penghiburan, sukacita, dan pengharapan yang sangat mereka butuhkan (ay. 10, 15-16). Mereka akan mengalami keajaiban hidup Kristus yang menjadikan segala sesuatu baru.

Oleh: Monica La Rose

Renungkan dan Doakan

Pernahkah Anda mengalami kemuliaan Allah dalam cara-cara yang tak dapat Anda pahami? Dalam area hidup mana saja Anda ingin mengalami Allah di luar “batas pemahaman” Anda?

Allah Mahakasih, ada begitu banyak kesedihan dan ketidakpastian di dunia ini. Tolonglah aku belajar mengikut Engkau melampaui apa yang dapat kupahami, supaya aku melihat keajaiban hidup-Mu yang memperbarui sekitarku.

WAWASAN

Dalam memenuhi panggilannya untuk memberitakan Injil, Paulus mengalami berbagai bahaya, aniaya, dan kesulitan (1 Korintus 4:9-13; 2 Korintus 1:8-9; 6:4-10; 11:23-29). Ia memilih untuk melihat hal-hal tersebut sebagai “penderitaan ringan yang sekarang ini” untuk mencapai “kemuliaan kekal” (2 Korintus 4:17). Paulus bertahan, dengan dikuatkan oleh kemurahan Allah (ay. 1), kebesaran Injil (ay. 2-6), dan kuasa kebangkitan Kristus (ay. 7-14). Dengan penuh keyakinan, ia menyatakan, “Kami tidak tawar hati” (ay. 1, 16). Keyakinan seperti ini tidak berakar pada dirinya sendiri, melainkan pada “kekuatan yang melimpah-limpah” dari Allah (ay. 7) dan kasih karunia-Nya yang selalu mencukupi (12:9). –K.T. Sim


English Version

Past the Boundaries of Knowing

Bible in a Year:

We fix our eyes not on what is seen, but on what is unseen, since what is seen is temporary, but what is unseen is eternal.

Today's Scripture & Insight:2 Corinthians 4:18

It was a hard day when my husband found out that, like so many others, he too would soon be furloughed from employment as a result of the COVID-19 pandemic. We believed that God would meet our basic needs, but the uncertainty of how that would happen was still terrifying.

As I processed my jumbled emotions, I found myself revisiting a favorite poem by sixteenth-century reformer John of the Cross. Entitled “I Went In, I Knew Not Where,” the poem depicts the wonder to be found in a journey of surrender, when, going “past the boundaries of knowing,” we learn to “discern the Divine in all its guises.” And so that’s what my husband and I tried to do during this season: to turn our focus from what we could control and understand to the unexpected, mysterious, and beautiful ways God can be found all around us.

The apostle Paul invited believers to a journey from the seen to the unseen, from outward to inward realities, and from temporary struggles to the “eternal glory that far outweighs them all” (2 Corinthians 4:17).

Paul didn’t urge this because he lacked compassion for their struggles. He knew it would be through letting go of what they could understand that they could experience the comfort, joy, and hope they so desperately needed (vv. 10, 15–16). They could know the wonder of Christ’s life making all things new.

By:  Monica La Rose


Reflect & Pray

When have you experienced God’s glory in ways you couldn’t understand? In what areas of your life might you experience God beyond the “boundaries of knowing”?

Loving God, there’s so much heartbreak and uncertainty in our world. Help me to learn to follow You past what I can understand to the wonder of Your life breathing new life all around me.

Sunday, March 27, 2022

 Sumber : Santapan Rohani

28 Maret | Bacaan Alkitab Setahun: Hakim-hakim 4-6; Lukas 4:31-44




Damai Sejahtera-Nya

Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya. –Yesaya 26:3


Selama beberapa bulan, saya menghadapi politik dan intrik hebat di tempat kerja. Sebenarnya saya orang yang mudah mengkhawatirkan segala sesuatu, jadi saya heran saat itu saya justru merasa tenang. Alih-alih merasa waswas, saya justru dapat merespons keadaan itu dengan pikiran dan hati tenang. Saya tahu damai sejahtera itu hanya mungkin datang dari Allah.

Sebaliknya, ada suatu masa dalam hidup saya ketika segalanya berjalan mulus, tetapi hati saya begitu kacau. Saya tahu itu terjadi karena saya lebih mengandalkan kemampuan saya sendiri daripada mempercayai Allah dan pimpinan-Nya. Jika mengingat kembali hal itu, saya menyadari bahwa damai yang sejati, yaitu damai sejahtera Allah, tidak ditentukan oleh keadaan kita, melainkan kepercayaan kita kepada-Nya.

Kita mengalami damai sejahtera Allah ketika hati kita teguh (Yes. 26:3). Dalam bahasa Ibrani, kata yang dipakai untuk teguh berarti “bersandar pada”. Ketika kita bersandar pada Allah, kita akan mengalami kehadiran-Nya yang membawa ketenangan. Kita dapat mempercayai Allah, dengan mengingat bahwa Dia akan merendahkan mereka yang congkak dan jahat, serta meluruskan jalan mereka yang mengasihi-Nya (ay. 5-7).

Ketika saya mengalami damai sejahtera di masa sulit, dan bukan ketika segalanya terasa mudah, saya menemukan bahwa damai sejahtera Allah bukanlah berarti tidak ada konflik, melainkan suatu rasa aman yang mendalam di tengah kesukaran. Itulah damai sejahtera yang melampaui segala akal, dan yang memelihara hati serta pikiran kita di tengah keadaan yang tersulit sekalipun (Flp. 4:6-7).

Oleh: Karen Huang

Renungkan dan Doakan

Apa yang Anda lakukan untuk mengalami damai sejahtera? Dalam area hidup mana saja Anda perlu semakin mempercayai Allah dan bersandar kepada-Nya?

Ya Bapa, tolong aku untuk mempercayai-Mu dan memiliki hati yang teguh. Terima kasih atas damai sejahtera sempurna yang kualami, ketika aku memilih mempercayai-Mu.

WAWASAN

Dalam pasal-pasal sebelum Yesaya 26:3-7 yang penuh dengan pengharapan, kita membaca frasa “pada waktu itu/pada hari itu” sebanyak tiga puluh delapan kali. Nabi Yesaya mengantisipasi suatu waktu yang ditandai dengan penghakiman ilahi yang gencar terhadap mereka yang mengabaikan dan melawan perintah-perintah Allah. Target utama murka Allah adalah kecongkakan manusia dan pemerintahan mereka yang mencari keuntungan diri sendiri. Sang nabi menulis, “Sebab Ia sudah menundukkan penduduk tempat tinggi; kota yang berbenteng telah direndahkan-Nya, direndahkan-Nya sampai ke tanah dan dicampakkan-Nya sampai ke debu” (ay. 5). Kemungkinan ini tidak merujuk kepada kota tertentu, melainkan suatu deklarasi puitis tentang murka Allah terhadap sistem-sistem duniawi yang melawan Dia. Namun, Yesaya juga menubuatkan suatu waktu ketika keadilan, kebenaran, dan kedamaian akan berkuasa. “Pada waktu itu,” para korban “orang yang congkak” (BIS) akan berjalan dalam kemenangan di atas reruntuhan dan puing-puing perbuatan para penindas mereka (ay. 5-6). –Tim Gustafson

Wednesday, March 16, 2022

Cara Buat Penamaan d KWSP(Online )

 

Cara Buat Penamaan d KWSP

1.Klik link

https://secure.kwsp.gov.my/member/member/login





2.Pilih Penamaan




3.Klik Pendaftaran Penamaan

4.Rujuk butiran seterusnya klik Seterusnya


5.Ubah jika perlu sahaja .






 6. Taip nama ikut ejaan dokumen penama.



7.Pilih ikut dokumen yang diguna oleh penama.

8.Taip peratus

Untuk rujukan Contoh

 
9.Klik Ya


10.Klik Permohonan TAC

11.Sahkan


12.Klik Tutup






13.Ikut panduan dalam gambar.

14.Klik Setuju




15.Kunjungi cawangan sebelum tarikhnya.Sebaiknya Screenshot atau cetak screen ini untuk tunjuk bila pergi cawangan.


16.Cetak borang
Boleh semak status dalam tempoh 7 hari selepas dari tarikh permohonan.


Jika ada printer boleh terus cetak jika tidak ada klik download boleh minta tolong pada kawan yang boleh cetak atau pergi ke kedai gambar untuk cetak.



17.Cap jari ni boleh dibuat di cawangan nanti.

Berdasarkan pengalaman penama dikemaskini pada hari sama selepas cap jari di cawangan.


Semoga dipermudahkan urusan.

Terimah kasih singgah.










Monday, March 14, 2022

Natural Sore Troat & Cold Remedy

Source : https://youtu.be/SPOEW9OPeMs 


Natural Sore Troat & Cold Remedy



Ginger root 3 X thumb size (slice)

Fresh lemon (slice thin with skin ,remove seeds -cause bitter

Honey


In a jug or bottle,arrange ginger then lemon then continue the layers arrangement until consume.

Pour in honey.Make sure all covered.

Regrigirate

After 2-3 days  ,shake before drink

Take a table spoon ,let it stay within troat or mouth area to soothe.Other way put in small cup drink slowly.